Membedah Film The Medium Bareng @DarkOushiza, Film Horor Thailand yang Bikin Merinding
Apabedanya.com – The Medium merupakan film horor supernatural asal Thailand yang digarap oleh Banjong Pisanthanakun. Dia terkenal lewat karyanya Shutter (2004) , Alone (2007), dan masih banyak lagi.
Kali ini kita akan membedah film The Medium dari kacamata @DarkOushiza. Mengandung spoiler, jadi pastikan kamu sudah menonton filmnya ya. Pastikan juga kamu mencari tempat duduk yang nyaman karena pembedahan filmnya cukup panjang.
MENGANGKAT KEYAKINAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN ORANG THAILAND
Gue akan mencoba untuk membedah film The Medium menggunakan bekal sedikit pengetahuan tentang Thailand, dengan mencoba mengupas berbagai hal dalam film tersebut mulai dari sisi budaya, kepercayaan lokal, simbolisasi, dan lain-lain.
Tema utama dari film The Medium ini cukup menarik buat gue, karena dalam satu wawancara, sutradara Banjong mengungkap bahwa film ini dimaksudkan untuk mempertanyakan keyakinan agama dan kepercayaan orang-orang Thailand.
Hal ini langsung terlihat di filmnya lewat kehadiran agama Kristen yang menurut gue salah satu langkah Banjong untuk memberi gambaran mana agama, dan kepercayaan. Wilayah Isaan yang menjadi latar belakang film ini terletak di bagian Utara Thailand, dimana Buddhisme sangat kental.
Hadirnya agama Kristen di film The Medium, sepertinya dipilih untuk menyeimbangkan soal masalah kepercayaan ini. Sesuatu yang jarang diangkat oleh sutradara horror Thailand.
Selain itu, bagian Utara Thailand memang masih dipenuhi oleh hal-hal mistis, jauh lebih banyak dari Selatan Thailand yang didominasi oleh umat Muslim.
Dari hasil diskusi dengan beberapa teman dan kolega Thailand, Buddhisme di Thailand tidak dianggap sebagai agama, melainkan sebuah kepercayaan saja, dan Buddhisme di Thailand tidak sepenuhnya murni, karena sudah tercampur dengan Hindu dan kepercayaan kuno lokal.
MENGENAL RUMAH ROH (San Phra Phum)
Salah satu kepercayaan lokal di Thailand adalah hadirnya rumah roh (San Phra Phum) yang dipercaya, dapat menjaga rumah atau gedung dari malapetaka. Ini salah satu poin penting dari The Medium, dan berkaitan erat dengan salah satu adegannya, yang nanti akan gue bahas lebih detil.
San Phra Phum biasanya dijadikan sebagai “rumah” untuk roh dan biasa diletakkan di depan rumah atau gedung, atau di sekitar pekarangan. Kehadirannya dipercaya bisa mengundang roh baik untuk menjaga rumah, namun ngga selalu begitu. Kadang ada juga roh jahat yang terpanggil.
Orang Thai akan memperlakukan San Phra Phum dengan penuh hormat, agar roh-roh tersebut tidak marah. Namun ketika pemilik rumah atau gedung berganti, San Phra Phum ini biasanya jadi terbengkalai dengan berbagai alasan, misalnya pemilik rumah baru tidak percaya hal mistis.
Walau ada pemilik baru yang tetap menjaga dan merawat San Phra Phum, namun banyak juga yang tidak peduli, bahkan membuangnya. Tindakan ini dipercaya akan membuat roh yang menghuni, marah. Baik itu roh baik, maupun roh jahat.
KRONOLOGI MING MULAI DIRASUKI ROH
Lalu apa hubungan San Phra Phum dengan The Medium? Pada salah satu adegannya, Ming ditemukan pingsan di dalam sebuah gedung tua yang penuh dengan San Phra Phum yang terbengkalai. Ini bagaikan membuka jalan bagi para roh terbuang untuk merasuki tubuh Ming secara bergantian.
Roh2 ini bagai menemukan “rumah” baru untuk ditinggali (tubuh Ming), yang dipicu oleh tindakan Ming sendiri, ini berawal pada malam acara pemakaman bapaknya. Pembahasan selanjutnya akan fokus pada salah satu kepercayaan tentang mengundang roh atau arwah, yg tanpa sengaja dilakukan Ming.
Ada pepatah kuno Thailand yang bunyinya “Wela klangkhun daiyeen seing reyeek thak ham khanraab ded khaad”, btw ini gue ga tau nulis pake alfabetnya gimana, mungkin salah, hahaha.. Intinya anjuran dari para tetua yang biasanya dikasih tau secara turun temurun.
Tapi mungkin pepatah juga kurang tepat sih, intinya, perkataan ini artinya kira-kira begini “kalau pada malam hari kamu mendengar ada suara yang memanggil, jangan dijawab/respon” Bila panggilan/suara direspon, akan diartikan yang mendengar suara tersebut menerima atau mengundang roh tersebut.
Ada 3 hal atau kejadian yang gue perhatikan di The Medium, yang bisa menjadi dugaan kalau Ming mengundang roh untuk masuk ke dalam tubuhnya. Kejadian pertama pas di malam setelah orang-orang pada pulang dari upacara pemakaman ayahnya.
Malam itu, Nim memergoki Ming sedang melihat ke satu sudut ruangan, yang ternyata ada seorang nenek. Ming tampaknya lagi “berkomunikasi” sama si nenek. Karena ga mungkin kan mereka cinta pada pandangan pertama, eh gimana? Hahaha.. Ini dugaan awal gue kalo Ming mengundang roh.
Dari tampilan si nenek, gue punya 2 dugaan. Pertama, si nenek dirasuki roh dan nyamperin Ming buat ngasih tau sesuatu. Kedua, si nenek udah mati dan tubuhnya “dipinjam”, yang mendukung adegan berikutnya di pagi hari. Pas pagi itu, Nim juga mergokin Ming lagi ngoceh sendiri.
Dugaan kedua, Nim nemuin jimat Wampa Taba di kamar Ming. Jujur gue ga tau ini apaan sih, belum pernah dengar sama sekali. Tapi setelah tanya2 sama temen, ini semacam jimat buat manggil roh gitu. Jadi ini memperkuat dugaan gue kalo si Ming emang udah berkomunikasi sama roh.
Dugaan ketiga, ketika Ming diusir dari Songtaew (angkot), dia mabuk-mabukan di stasiun bus. Di sini ada momen ketika Ming terlihat lagi “ngobrol” dan “ngerespon” sesuatu. Dugaan gue diperkuat ketika dia nanya “apaan?” ke entah siapa. Yang pasti bukan ke kameramen.
Kondisi Ming yang suka “berkomunikasi” sama sesuatu ini diperparah dengan ritual yang dilakukan oleh dukun abal-abal. Di sini lah puncaknya, kunci di tubuh Ming udah terbuka penuh dan roh apaan aja bisa bebas keluar masuk.
Orang Thailand itu, sebagian besar percaya banget sama roh. Kalo ga salah ada beberapa jenis roh, yang gue inget itu roh hutan, roh darat, roh gunung. Kek yang dijelasin di filmnya, bentuknya macem2 bisa humaniod, bisa hewan, bahkan tumbuhan.
Setelah tubuhnya Ming udah open season gini, otomatis roh apa aja bisa mampir. Hal ini diperkuat sama adegan CCTV yang bikin merinding itu. Roh yang masuk ke tubuh Ming saling bergantian jenisnya.
MEMBEDAH SIMBOL YANG MUNCUL DI FILM THE MEDIUM
Okeh, keknya soal Ming stop disini dulu yah, gue mau bahas simbol-simbol yang dipake Banjong untuk adegan-adegan di film The Medium. Beberapa jelas banget karena udah jadi asupan publik di Thailand, beberapa lainnya masih samar, jadi gue coba buat kaitkan sama kepercayaan lokal.
Dalam satu adegan, terlihat Nim menggunakan telur buat mencoba menyembuhkan Ming yang kesurupan. Praktek ini ritual kuno dari Kamboja sebenarnya. Tapi emang ada juga di Thailand, dan eksis sejak jaman nenek moyang mereka masih musuhan sama bangsa Khmer (etnis asli Kamboja).
Kenapa pake telur? Karena embrio ayam yang belum jadi, dianggap sebagai sesuatu yang masih murni, jadi dipakai untuk menyerap sesuatu yang kotor atau jahat. Makanya isi telurnya berubah jadi hitam, kek baju anak EMO.
Ada adegan dimana Ming masuk ke kamar dan nyulik bayi. Adegan ini ada kaitannya sama adegan sebelumnya dimana Ming juga masuk di kamar yang sama, tapi tidur di sebelah ibu si bayi.
Dugaan sotoy gue, ini Ming lagi dirasuki oleh 2 roh berbeda, roh yang pertama mungkin punya tujuan buat nyakitin si Ibu atau bayi. Lalu roh kedua, kemungkinan adalah Mae sue, roh pelindung balita. Mungkin dia mau menjauhkan si bayi dari rumah itu, karena ada roh lain yang mengincar. Roh yang jahat nggak perlu gue jelasin kali yah, udah ketahuan jelas di adegan paling ngeri yang mendekati ending itu.
Sori tadi loncat ke roh lagi, tiba-tiba keinget aja, haha. Okeh, balik ke simbol. Ada adegan2 yang kasih liat benang putih yang diikat ke kepala Ming dan pas dukun melakukan ritual. Ini maksudnya apa sih? Gue coba jelasin sesimpel mungkin.
Benang putih ini disebut sai sin, biasanya dipake buat upacara keagamaan atau ritual2 tertentu, termasuk exorcism. Benang ini dipercaya sebagai pelindung dan warnanya yang putih mewakili kemurnian. Sesuatu yang ingin dimurnikan harus dikelilingi oleh sai sin.
Sai sin sebenernya ga selalu putih, ada warna-warna lain juga, tapi gue bahas yang putih aja. Kenapa objeknya harus dikelilingi, karena bentuk lingkaran dipercaya akan membawa perlindungan maksimum, jadi ketika benang ini putus di tengah ritual exorcism, akibatnya bisa bahaya banget.
Terus ada kerbau yang dijadikan tumbal pas ritual. Gue ngga tau banyak soal ritual ini, tapi pada dasarnya, seperti praktek tumbal lainnya. Buat adegan ini, sepertinya Banjong terinspirasi sama ritual petani di Thailand setiap musim panen, yang bisa berarti minta semacam restu.
Puncak dari The Medium ada pada adegan yang disimbolkan dengan dupa yang ditancapkan terbalik. Ini adalah pertanda buruk menurut kepercayaan mereka. Dipakainya adegan ini di klimaks adalah momen all hell breaks loose buat The Medium. Udah ga ada obatnya.
Cara Banjong mengeksekusi adegan dupa ini juga cukup baik. Tapi gue bahas nanti soal itu. Gue mau bahas simbolisasi dupanya dulu.
ARTI DUPA TERBALIK SAAT RITUAL
Secara umum, dupa digunakan untuk memberi penghormatan pada roh sekaligus agar roh bisa damai. Dupa yang ditancapkan terbalik adalah tindakan yang menantang. Istilahnya, mencegah roh untuk beristirahat dengan tenang. Selain itu, ada arti lain dari tindakan ini.
Dupa yang terbalik biasanya digunakan pada upacara membangkitkan jenasah. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa para pengikut dukun menjadi seperti zombie. Arti lain dari dupa terbalik ini, dan yang paling menakutkan, terjadi di The Medium.
Dupa yang ditancapkan terbalik adalah sebuah bentuk undangan terbuka untuk roh mana saja (biasanya yang jahat atau mati penasaran) untuk datang ke dunia manusia. Bebas, have some fun.
TRIVIA FILM THE MEDIUM
Bahas trivia yuk, nama karakter Ming dituliskan “มิ้ง” dalam bahasa Thai, Secara penulisan benarnya pake “G”, karena “Mink” itu translasi Bahasa Inggris yang pake “K”. Ini salah satu cara Banjong untuk ngasih clue soal karakter ini.
Ming adalah semacam hewan yang lincah gitu, alasan kenapa Ming dapet nickname itu waktu kecil, karena anaknya ceria dan aktif. Cara Banjong kasih clue kalo dia bermasalah adalah sifatnya yang berubah pas dewasa, jadi muram dan emosian. Ini hal pertama yang dinotice oleh Nim.
Nama Ibunya Ming, Noi, berarti “sedikit” atau “kecil”. Bisa juga diartikan sebagai orang yang suka menunda. Ini salah satu clue dari Banjong tentang karakter dan sifat Noi yang menolak roh Banyan, sekaligus sumber masalah yang menimpa Noi, yang berhubungan sama bokapnya.
Bokap Ming, suami Noi, adalah garis keturunan yang dikutuk karena kesalahan buyut mereka di masa lalu. Setiap lelaki di garis keturunannya akan selalu berakhir dengan kematian yang tragis.
Seperti yang dijelaskan di filmnya, kombinasi garis keturunan cowok yang dikutuk dan garis keturunan perempuan yang menolak roh Banyan, adalah sumber malapetaka yang melahirkan Ming dengan cap bad luck akibat dosa orangtua.
Pada adegan akhir, ada boneka voodoo yang ditusuk paku, dengan tulisan nama keluarga “Asatia”. Dugaan gue, ini adalah simbol yang dipake Banjong untuk ngasih tau penonton bahwa nasib keluarga ini udah ga bisa ditolong lagi dan selamanya akan mengalami kemalangan.
Jumlah paku di boneka ini harusnya jadi simbolisasi lain sih, karena orang Thai biasanya suka main2 sama angka, cuma gue ga inget ada berapa jumlah pakunya, hahaha.. No 13 dianggap sial di Thailand. Jadi kalo pakunya ada 13, berarti menguatkan dugaan gue soal bad luck.
ROH-ROH YANG MERASUKI MING
Beberapa roh yang ngerasukin Ming, yang gue notice diantaranya: Kakek-kakek pemabuk, anak kecil, anjing, PSK. Sisanya susah ditebak.
Adegan paling seram buat gue adalah ketika Ming dibawa ke dukun abal-abal. Pas di mobil, refleksi Ming di kaca tiba2 berubah senyum. Duh.. nulis ini aja gue merinding lagi. Buat gue, ini mengartikan kalau jiwa Ming sudah bukan miliknya lagi.
ARTI MIMPI MING DAN WARNA MERAH DI FILM THE MEDIUM
Sepertinya banyak yang penasaran sama arti mimpi Ming, yah. Gue punya beberapa dugaan soal ini, tapi biar lebih yakin, mau tanya-tanya dulu sama temen dan cari referensi. Sore atau malem ini gue bahas, yah.
Sebelumnya gue ada salah nyebut Utara Thailand dengan Timur Laut Thailand, jadi pengen gue benerin dulu, karena ini ada hubungannya dengan warna merah yang menjadi salah satu simbol penting dari film The Medium.
Warna merah ini muncul beberapa kali, di mimpi Ming, di rumah-rumah warga yang menggantung kaos atau kain merah, hingga ke tulisan di mobil pick up menjelang ending. Elemen warna merah ini memiliki arti dan fungsi yang cukup sakral, terutama di wilayah Isaan.
Di wilayah Isaan, warna merah dipercaya sebagai warna yang memberikan perlindungan atau semacam penolak bala, atau mencegah roh jahat masuk atau mendekat. Singkatnya, warna merah itu dianggap baik di sana.
Pada satu adegan, Ming ditanya sama kameramen soal mimpinya, dan dia cerita soal sosok pria tinggi besar dengan guratan-guratan tinta sakral pada tubuhnya, yang memakai pakaian berwarna merah. Beberapa kali Ming nyebut “daeng” untuk menegaskan apa yang dia lihat di mimpinya.
Daeng ini artinya merah. Dari deskripsi yang dibilang Ming, pakaian merah itu ada 2 kemungkinan, “chong kben” atau “sarong”. Tapi karena sarong lebih populer di wilayah Selatan Thailand, jadi gue anggap aja yang dimaksud sama Ming adalah chong kben berwarna merah.
Guratan-guratan tinta yang dimaksud oleh Ming adalah sak yant, semacam tato yang biasanya dibuat oleh para biksu. Tapi dari deskripsi Ming, sak yant yang dilihatnya berwarna merah, atau tertutup warna merah. Ming kurang menjelaskan detil di sini.
Kalo dihubungkan dengan warna merah di daerah Isaan dan fungsi dari sak yant ini, seharusnya sosok merah yang dilihat Ming di mimpinya adalah sosok seorang pelindung, tapi kenapa sosok tersebut terlihat marah dan memenggal kepala seseorang? Ini bagian menariknya…
Ada beberapa alasan kenapa aku cinta ka… eh, bukan, bukan, tadi sampai mana sih? Oh ya, pria baju merah. Ada beberapa hal bisa gue tangkap (simpulkan?) dari arti mimpi Ming, yang ini juga nanti berkaitan sama Nim.
Dugaan awal gue, sosok merah dalam mimpi Min ini adalah roh jahat yang mungkin berhubungan dengan para korban buyut dari keluarga ayahnya di masa lalu. Ini adalah roh yang marah, dan karena udah ngga ada pelampiasan (garis keturunan cowok habis), jadi mulai ngincer yang ada aja.
Sosok dengan kepala terpenggal yang mencoba ngasih tau sesuatu ke Ming, besar kemungkinan adalah roh Bayan, yang karena keluarganya Noi udah ga percaya, ditambah keyakinan Nim yang mulai merosot, jadi semakin lemah.
Patung Bayan yang kepalanya dipenggal sepertinya adalah bentuk meta dari mimpi Ming, yang walau ngga dikasih tau siapa pelakunya, dugaan gue ya salah satu roh yang merasuki tubuh Ming.
Gue ga tau ini ada hubungannya apa ga, tapi beberapa tahun lalu gue pernah ngobrol sama dosen di Thailand soal arti mimpi. Pada beberapa kepercayaan Thailand, mimpi kepala terpenggal bisa juga diartikan hilangnya kebebasan. Gue ngga tau konsep ini yang dipake Banjong atau bukan.
Balik ke warna merah, warna yang dipercaya baik oleh warga Isaan ini, tetiba menjadi sesuatu yang jahat. Ini mungkin sengaja dipilih oleh roh jahat untuk melunturkan keyakinan orang. Warna yang baik dijadikan jahat, seakan ingin mengejek.
Soal warna merah ini juga ada pada bagian belakang mobil menjelang ending filmnya, melalui tulisan berwarna merah yang berbunyi “Rod khan nee see daeng” yang artinya “mobil ini berwarna merah” padahal mobilnya hitam?
Mobil ini milik salah satu warga di situ yang percaya warna merah itu baik. Jadi kemungkinan waktu beli mobil itu, dia ga dapet warna merah, jadi buat datengin good luck, dia pasang stiker itu. Ini hal yang make sense, tapi kalo bahas filmnya, bisa jadi double meaning.
Stiker di mobil itu juga bisa diartikan sebagai simbol untuk tindakan mengecoh, karena perempuan dalam tudung yang dibawa untuk prosesi ritual dengan mobil itu, bukan Ming, melainkan Noi.
Noi yang kerasukan dan mengaku sebagai Bayan, sepertinya cuma akal-akalan roh jahat aja. Dugaan gue, roh ini pengen ngebuka gerbang biar semua roh jahat bebas masuk ke dunia, kuncinya dari dupa terbalik yang ditancapkan.
ADEGAN PARA PENGIKUT DUKUN YANG MENJADI ZOMBIE
Soal para pengikut dukun di ending yang bertingkah seperti zombie, ini ada penjelasan yang make sense juga, dan bukan sesuatu yang random sama sekali. Jawabannya ada jauh di awal film. Detil yang gampang banget kelewatan kalo ngga nyimak filmnya.
Jawabannya adalah arwah anjing yang marah. Inget kejadian di pasar saat Noi di wawancara? Anjing adalah salah satu hewan yang sangat disayangi di Thailand, dan for some reason, warga di sekitar situ suka makan daging anjing. Arwah-arwah anjing ini lah yang akhirnya berkeliaran.
Keluarga Ming dari garis ayahnya juga kebetulan punya andil dalam hal ini. Jadi wajar kalo arwah-arwah anjing tersebut menyimpan dendam ke keluarga ini, dan orang-orang yang tinggal di desa itu.
Ini kembali ke penjelasan di awal film, tentang keberadaan roh-roh dalam budaya Thailand, roh hutan, roh gunung, roh darat, dll. Manusia, hewan, dan tumbuhan dianggap seimbang atau saling melengkapi dalam kepercayaan kuno Thailand.
APAKAH ROH BAYAN ADA?
Untuk menutup konklusi dari bedah film The Medium gue ini. Apakah roh Bayan itu ada? Menurut gue ada, tapi sudah lama hiatus setelah Noi menolak, dan terus melemah karena Ming juga menolak. Dugaan gue, roh Bayan ngga pernah pergi dari sisi Noi atau Ming.
Soal Nim, gue menduga karena sejak kecil dia selalu dibayangi-bayangi oleh Noi, entah for some reason, akhirnya dia tersugesti kalo roh Bayan akhirnya memilih dia, setelah Noi menolak.
Kenyataannya, gue percaya kalo roh Bayan sebenernya ngga pernah merge dengan Nim, dan Nim akhirnya menyadari ini. Keyakinannya mulai runtuh. Nim sebagai satu-satunya garis keturunan yang masih percaya mulai meragukan kepercayaan.
Walau ngga dirasuki Bayan, kepercayaan Nim ini yang menurut gua jadi semacam “bensin” yang menjaga Bayan tetap hidup di sekitar Noi atau Ming. Saat ketiga orang ini udah ga percaya, maka hilang lah roh Bayan.
Kepercayaan ini juga yang sepertinya bikin Nim akhirnya jadi dukun beneran walau ngga dirasuki Bayan, kemungkinan oleh hal lain. Salah satunya mungkin dia belajar dari temannya, si dukun cowok.
Pada akhirnya, Banjong menutup film ini dengan sebuah pertanyaan tentang keyakinan. Film ini berhasil mengguncang keyakinan seseorang, setidaknya para karakter di filmnya. Yosh, sampe sini, gue juga tutup threadn-ya. Tengkiu for reading, gaes!
Pengalaman menonton film dan membaca thread @darkoushiza sama-sama merinding, kita kembali membayangkan kengerian film The Medium. Oh iya film ini masih tayang di bioskop CGV, Cinema XXI, Cinepolis, dan Flix Cinema. Jangan nonton streaming ilegal ya!
Kamu juga bisa berdiskusi tentang film, series, dan komik bareng @darkoushiza lewat media sosialnya, follow akun Twitter, Instagram. Subscribe juga channel YouTube-nya yang banyak membahas film, series, komik, dan action figure.
BACA JUGA ARTIKEL FILM HOROR DI BAWAH INI:
REVIEW FILM HEREDITARY, FILM HOROR YANG MEMBUATMU KACAU BALAU
5 FAKTA FILM THE CONJURING THE DEVIL MADE ME DO IT
7 FAKTA FILM MALIGNANT, FILM HOROR 2021 DENGAN RATING TINGGI
10 FAKTA FILM MIDSOMMAR YANG SEMPAT BATAL TAYANG DI BIOSKOP
REVIEW FILM THE OTHER SIDE OF THE DOOR
Apabedanya.com merupakan situs independen, bantu dan dukung kami untuk meracik konten lebih baik lagi. Kamu bisa memberikan tip melalui tautan ini.
Fanny_dcatqueen
Duuuh mau nonton di bioskop, tapi bioskop Deket rumah masih sepiiii Penontonnya 😅. Mana duduknya selang seling hahahah. Agak spooky yg Ada. Beberapa temen udh nulis review-nya, dan aku udh tertarik sih mas. Penasaran aja, udah lama ga nonton film horor. Apalagi kalo buatan thailand 😄👍. Dijamin merinding biasanya.
Jadi tahu ttg rumah roh. Agak serem juga kalo beli rumah di sana yaaa 😄. Apalagi kalo orangnya bukan tipe yg percaya dengan hal2 mistis.
Tri Wahyudi
Coba cari jam rame, pas itu aku nonton ramai, jadi kagetnya sama-sama, seruuu haha. Serem banget emang filmnya, aku tengiang-ngiang berapa hari pas itu abis nonton huaaaa