Review Film The Paradise of Thorns, Menancap Perih ke Hati Penonton
Apabedanya.com – Bulan November ini ada film Thailand yang akan menghujam hatimu. Berjudul The Paradise of Thorns karya Naruebet Kuno. Film ini tayang perdana di Indonesia di acara Jakarta World Cinema 2024 pada bulan September. Kini kamu bisa menyaksikan film produksi GDH ini di bioskop CGV. Seperti apa filmnya? Simak sinopsis dan review film The Paradise of Thorns di bawah ini~
SINOPSIS FILM THE PARADISE OF THORNS
Thongkam dan Sek bekerja tanpa lelah membangun kehidupan bersama, termasuk memiliki rumah dan kebun durian di Mae Hong Son. Ketika Sek meninggal dunia secara tiba-tiba, terungkap bahwa mereka tidak pernah menikah secara resmi, membuat Thongkam tidak berhak atas aset mereka.
Rumah dan kebun mereka diambil alih ibu Sek, yang datang bersama putri angkatnya Mo dan tukang kebun Jingna. Thongkam pun harus berjuang untuk mendapatkan kembali hasil cinta dan kerja kerasnya.
REVIEW FILM THE PARADISE OF THORNS
Ide cerita film ini pintar, walau perebutan harta biasa kamu temui dalam drama sinetron-sinetron namun di sini karakter utama Thongkam (Jeff Satur) harus memutar otak serta tenaga agar kebun durian tersebut menjadi miliknya karena tersandung isu legalitas.
Walau legal di sana pasangan gay menikah, namun hukum masih abu-abu. Thongkam yang masih berduka kehilangan kekasih harus menerima kenyataan surat tanah tidak bisa dipindahkan ke dia, melainkan harus ke keluarga sang kekasih. Drama menuntut keadilan ini lah yang ditampilkan dalam film berdurasi 2 jam 11 menit ini.
Di awal film dibuat slow, kemudian menjadi intense dan perlahan mengupas rahasia-rahasia yang menyakitkan. Twist film ini tentu menyesakkan dada, duri durian akan menancap ke hati para penonton menuju akhir film, kudos kepada penulis naskah filmnya.
Untuk visual film ini juga sungguh indah, kita melihat hamparan kebun durian montong di daerah Mae Hong Son, Thailand. Penonton juga jadi tahu perjuangan memelihara pohon durian yang tidak bisa sembarangan, benar-benar well-researched film ini.
KARAKTER-KARAKTER TANGGUH JADI KEKUATAN FILM
Selama film ini kita merasakan perasaan kesal dengan ibunda Sek (Seeda Puapimon) dan Mo (Engfa Waraha) yang semena-mena, juga iba dengan Thongkam. Semua berkat penampilan memukau dari semua cast, mereka bermain dengan apik. Belum lagi Jingna (Keng Harit) yang bingung harus di posisi Mo atau Thongkam. Tentu yang paling menonjol Jeff dan Engfa yang berseteru merebutkan kebun durian.
Oh iya jika kamu membaca buku Grit karya Angela Duckworth, pasti mengerti skor grit Thongkam ini tinggi, karena dia tekun, tangguh, dan pantang menyerah merebut kembali kebun durian ini.
Film ini diberikan rating 21 tahun ke atas karena ada beberapa adegan panas. Adegannya pun disesuaikan dengan jalan cerita film ini.
Film The Paradise of Thorns miris, intense dan menancap perih ke hati penonton. Ide cerita pintar, tentang menuntut keadilan dengan mengupas rahasia secara perlahan nan menyakitkan. Visual yang indah dan twist bikin merenung. Ditambah Akting Jeff Satur dan Engfa Waraha yangn memukau. Salah satu film terbaik tahun ini.
Kamu sudah nonton film ini? Tulis komentar singkat kamu di kolom komentar~
TRAILER NONTON THE PARADISE OF THORNS SUB INDO
BELI KAOS FILM THE PARADISE OF THORNS
REVIEW THE PARADISE OF THORNS DI LETTERBOXD
BACA JUGA:
REVIEW FILM THE SUBSTANCE (2024)
REVIEW FILM VENOM THE LAST DANCE (2024)
REVIEW FILM VENOM LET THERE BE CARNAGE (2021)
REVIEW FILM FLY ME TO THE MOON (2024)
REVIEW JOKO ANWAR’S NIGHTMARES AND DAYDREAMS (2024)
REVIEW FILM LONGLEGS (2024)
REVIEW FILM HOW TO MAKE MILLIONS BEFORE GRANDMA DIES (2024)
REVIEW FILM BEFORE, NOW & THEN (NANA) [2022]
REVIEW FILM SRIMULAT, HIL YANG MUSTAHAL (2022)
REVIEW FILM FEEL AND FAST LOVE (2022)
Jangan lupa follow media sosial Apabedanya.com di Instagram @apabedanyacom dan Twitter @apabedanyacom untuk mendapatkan update perbedaan dan perbandingan segala hal. Menghadirkan juga konten budaya pop, lifestyle, internet, digital marketing, kesehatan, teknologi, hingga life hacks.
Baca juga artikel lainnya dari Tri Wahyudi di Apabedanya.com!
Apabedanya.com merupakan situs independen, bantu dan dukung kami untuk meracik konten lebih baik lagi. Kamu bisa memberikan tip melalui tautan ini.
Follow juga Apabedanya.com di Google News