Apabedanya.com – The Girl on The Train merupakan buku karya penulis Inggris Paula Hawkins yang dirilis pada awal tahun 2015. Buku yang bergenre thriller psikologis ini langsung menjadi best seller di New York Times, per Agustus 2015, buku ini terjual lebih dari 4 juta eksemplar di Amerika Serikat dan Inggris.
SINOPSIS THE GIRL ON THE TRAIN PAULA HAWKINS
The Girl on The Train menceritakan tentang seorang wanita bernama Rachel yang selalu berpergian dengan kereta dan melihat pemandangan pinggir rel kereta. Ia pun tertuju ke rumah lamanya bersama mantan suaminya (Tom) yang sekarang ditempati oleh Tom, istri barunya Anna dan anak perempuannya Evie. Namun mata Rachel tertuju tetangga mereka pasangan sempurna Scott dan Megan, Rachel berpikir mereka seperti dirinya semasa dengan Tom, begitu harmonis. Beda dengan sekarang Rachel sendiri dan berantakan karena sibuk menenangkan diri dengan minuman alkohol.
Setiap hari Rachel harus melihat pemandangan rumah lamanya dari kereta perjalanan ke London, Rachel sendiri harus berbohong kepada teman serumahnya Cathy yang tidak mengetahui bahwa Rachel sudah dipecat dari kantor akibat datang ke kantor dalam keadaan mabuk selepas jam makan siang.
Rachel juga harus bepura-pura pergi ke london setiap harinya agar Cathy tidak curiga. Rachel pun mulai jenuh dia harus pergi setiap hari kerja tanpa tujuan yang jelas, terkadang ia menelfon Tom ataupun datang ke rumah lamanya menemui Tom. Dalam keadaan mabuk, tentu Anna tidak menyukai keberadaan Rachel yang mengganggu ketenangan keluarga barunya, walau Anna yang sebenarnya merebut Tom dari Rachel.
BACA JUGA: REVIEW FILM FIKSI (2008)
Konflik dimulai saat Rachel dalam keadaan mabuk berat dan pergi menuju rumah mantan suaminya. Pada malam itu juga Megan hilang, Megan dan Scott pasangan yang bertetangga dengan Tom dan Anna. Rachel pun pulang dengan keadaan kepala memar, ia berpikir apa yang terjadi semalam di jalanan rumah lamanya itu? kemana Megan? Dia terlalu mabuk di malam itu sehingga ingatannya sedikit kabur. Nah di sini lah misteri hilangnya Megan menjadi benang merah buku ini.
ULASAN BUKU THE GIRL ON THE TRAIN PAULA HAWKINS
Buku The Girl on The Train mendapatkan beragam ulasan yang bagus dari para kritikus, seperti berikut
“Seperti kereta api, kisahnya meluncur cepat menembus stagnasi kehidupan di pinggiran London. Pembaca tak akan bisa berhenti bisa berhenti membalik halamannya.” – The Boston Globe
“Sangat menggelisahkan.. sebuah thriller psikologis yang menakutkan dan kompleks.. benar benar mengerikan dan mengejutkan.”- New York Daily News
“Menyebabkan kecanduan.”- Vanity Fair
“Narasi yang penuh kejutan mengantarkan pada klimaks yang menggoncangkan.” Publisher’s Weekly
Buku ini berhasil mencuri waktu saya, setiap lembarnya membuat penasaran tanpa henti. Hanya lewat kata-kata Paula Hawkins sukses menyampaikan kisah pembunuhan yang mencekam.
BACA JUGA: 3 HAL INI BIKIN KAMU MALAS MEMBACA BUKU
Karakter-karakter dalam buku The Girl On The Train terasa nyata di pikiran. Saya bisa membayangkan sosok Rachel yang sangat putus asa dengan muka memelasnya.
Twist yang diberikan sungguh mengejutkan, rasanya serupa menonton kisah Amy dalam film Gone Girl, sungguh jenius.
Buku ini pun dalam tahap produksi dilm yang akan dirilis pada akhir 2016. Film ini akan di produksi oleh Dreamwork Pictures dan disutradarai oleh Tate Taylor, untuk karakter Rachel akan di perankan oleh Emily Blunt (Sicario 2015, The Devil Wears Prada 2006, Edge of Tomorrow 2014).
Sementara untuk Anna diperankan Rebecca Ferguson (Mission: Impossible – Rogue Nation 2015) , Tom oleh Justin Theroux (American Psycho 2000, Megamind 2010), Megan oleh Haley Bennett (Music and Lyrics 2007, The Equalizer 2014) dan Scott sendiri di perankan oleh Luke Evans (The Hobbit: Desolation of Smaug 2013, Dracula Untold 2014).
Baca juga: APA BEDANYA PSIKOLOG DAN PSIKIATER
hapudin
Sepanjang saya sebagai pembaca novel, saya menemukan dua hal yang membedakan karya penulis lokal (indonesia) dengan penulis luar negeri. Pertama, penulis asing sering membuat kejutan yang mungkin bisa dikatakan baru atau kejutan yang sudah biasa namun dengan kemasan yang baru. Sehingga pembaca dimanjakan dengan adegan-adegan yang segar. Hal ini akan sangat terasa oleh pembaca yang sudah banyak melahap judul-judul buku.
Kedua, penulis asing kerap menggunakan diksi yang sederhana tapi dalam paragrafnya akan sangat detail memuat rasa, bau dan ketajaman indera. Sehingga cara bercerita mereka terasa sangat mengalir. Dan kemampuan seperti ini memudahkan pembaca berimajinasi atas cerita yang dibacanya.