Apa Itu Inner Saboteur? Simak Pengertian dan Jenis-Jenisnya
Apabedanya.com – Pernah mendengar inner saboteur saat membaca buku atau akun-akun kesehatan mental? Kali ini Apabedanya.com akan membahas pengertian inner saboteur dan jenis-jenisnya supaya mudah dimengerti dan dapat mengatasi situasi yang sedang kalian alami. Simak yuk penjelasannya di bawah ini!
INNER SABOTEUR ADALAH
Mengutip @wantja, inner saboteur adalah persepsi dalam diri kita yang sering muncul dan melakukan sabotase pikiran kita dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika mengalami hari buruk dan melakukan kesalahan. Hal ini dapat mempengaruhi beragam tindakan kita seperti memunculkan banyak asumsi, menimbulkan keraguan, membangun hambatan sendiri.
Inner saboteur dapat terbentuk dari akumulasi kejadian yang kita alami sejak kecil, terbawa dan mengakar hingga kita dewasa. Apa yang menjadikannya berbahaya adalah ketika persepsi tersebut mengatur pikiran kita secara mentah-mentah, dan membuat kita tidak peka terhadap realita.
JENIS-JENIS INNER SABOTEUR
AVOIDER
Avoider biasanya menghindari hal yang dianggap sulit (seperti tantangan dan konflik). Kemudain cenderung berfokus dan melakukan hal yang aman, nyaman, dan positif saja.
CONTROLLER
Nah controller yaitu keinginan untuk mengendalikan dan menguasai semua hal, termasuk yang sebenarnya tidak bisa dikendalikan. Controller biasanya ada trust issue dan perasaan superior akan sesuatu dibandingkan orang lain.
HYPER-ACHIEVER
Kalau inner saboteur yang ini merasa harus mencapai sesuatu untuk bisa menghargai dan memvalidasi diri. Kemudian cenderung merasa kurang, kurang menghargai pencapaian yang pernah dicapai sebelumnya.
HYPER-RATIONAL
Berikutnya ada hyper-rational, terlalu mengutamakan logika, kurang peka, beberapa mungkin arogan secara intelektual. Inner saboteur jenis ini suka lupa jika terkadang ada hal-hal yang juga digerakkan oleh moralitas dan empati.
PLEASER
Secara sadar. pleaser tidak sadar menginginkan penerimaan dan validasi dari orang lain lewat terus menghibur dan menyenangkan orang lain, sementara abai dengan kepentingan pribadi. Pleaser khawatir jika berhentin menyenangkan orang-orang, jadi tidak mendapatkan cinta dari mereka.
HYPER-VIGILANT
Kemudian inner saboteur ini memiliki perasaan was-was dan berhati-hati, seakan selalu ada bahaya yang mengintai. Biasanya susah rileks dan tenang, negatif thinking dan selalu khawatir.
RESTLESS
Inner saboteur ini terus menerus menyibukan diri (tidak selalu relate dengan level produktivitas dan jumlah pekerjaan), merasa bersalah jika istirahat. Jarang merasa damai dan tenang dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan.
STICKLER
Stickler lekat dengan peraturan, bisa disebut lempeng dan kaku. Jika tidak sesuai, bakal gemes banget rasanya. Perfeksionis dan khawatir jika mengerjakan sesuatu tidak sempurna.
VICTIM
Nah jenis inner saboteur ini merasa dirinya yang paling menderita, paling dirugikan, paling dibenci. Punya tendesi menyalahkan orang lain untuk setiap kejadian buruk yang menimpa dirinya.
Nah sekarang udah tahu jenis-jenis inner saboteur kan? Kamu bisa mencoba cari tahu inner saboteur kamu lewat positiveintelligence.com/saboteurs/
Sedikit bercerita tentang pengalaman saya dengan inner saboteur. Tahun lalu, saya sempat kalah oleh inner saboteur yang mengatakan saya tidak layak kerja di sebuah perusahaan, saya merasa takut menghadapi tantangan baru dan tidak percaya diri, padahal saya berhasil mengalahkan kandidat lain. Pada saat itu saya diterima di perusahan decacorn asal Indonesia. Saya mendengarkan inner saboteur dan melepaskan pekerjaan tersebut. Saya tak berpikir panjang, memendam sendiri perasaan ragu, dan tidak percaya diri, saya pun kalah sebelum berperang.
Kini saya mendapatkan pelajaran berharga dan harus melawan inner saboteur tanpa henti. Ingat film Luca? Salah satu karakternya Luca menamai inner saboteur-nya Bruno, setiap pikiran atau asumsi negatif muncul, dia akan berkata Silenzio, Bruno! (Diam, Bruno!) Kita harus bisa seperti Luca dan mengalahkan inner saboteur. Sebuah pesan, jangan memendam perasaan, coba bercerita ke keluarga, teman terdekat, atau ke professional. Kamu punya cerita serupa? Tulis di kolom komentar ya!
Jangan lupa follow media sosial Apabedanya.com di Instagram @apabedanyacom dan Twitter @apabedanyacom untuk mendapatkan update perbedaan dan perbandingan segala hal. Menghadirkan juga konten budaya pop, lifestyle, internet, kesehatan, teknologi, hingga life hacks.
Baca juga artikel lainnya dari Tri Wahyudi di Apabedanya.com!
Apabedanya.com merupakan situs independen, bantu dan dukung kami untuk meracik konten lebih baik lagi. Kamu bisa memberikan tip melalui tautan ini.
Baca juga:
Apa Bedanya Psikolog dan Psikiater