Review Album: Menari Dengan Bayangan Hindia, Forthright and Loud!
Apabedanya.com – Pertama kali mendengar musik dari Hindia lewat teaser film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini: AWAN. Intro yang menghentak dengan lirik “kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?” langsung mencuri perhatian. Mencari-cari di google apa judulnya dan menemukannya dengan judul “Secukupnya”. Mulai saat itu saya mendengarkan musik dari Daniel Baskara Putra atau dikenal sebagai Hindia.
Hindia merilis album perdananya bertajuk “Menari Dengan Bayangan” pada 29 November 2019. Album yang berisi 15 track ini diproduseri oleh Baskara Putra, Adhe Arrio, Ibnu Dian, Petra Sihombing, Rayhan Noor, Rizky Indrayadi, Yosugi Wisnu, dan Ikhsantama W.
Review Album: Menari Dengan Bayangan Hindia, Forthright and Loud!
Mari kita ulas album Menari Dengan Bayangan dari Hindia. Harus diakui saya optimis kalau isi album ini akan menarik berbekal dengan mendengar single “Secukupnya” dan “Membasuh”.
Lirik dari lagu-lagu Hindia menjadi kekuatan album ini. Diawal kita mendengarkan lagu “Evakuasi”. Kemudian ada lagu “Mungkin Besok Kita Sampai” menceritakan anak muda yang insecure akan tujuan teman-teman sekitarnya, sementara kita belum mencapai tujuan. Lirik yang sangat relate “Hidup bukan saling mendahului, bermimpilah sendiri-sendiri”.
Berikutnya ada lagu “Jam Makan Siang” berduet dengan Matter Mos, menceritakan sulitnya meraih mimpi di lingkungan mainstream. Sebelumnya ia bekerja sekaligus menjadi musisi. Kemudian Hindia dan Petra Sihombing memberi pesan untuk menjauhi toxic people dalam lagu “Dehidrasi”.
Nah dalam lagu “Untuk Apa / Untuk Apa?” vokalis band .Feast ini menceritakan keambisiusan manusia, segalanya ingin diraih entah sampai kapan dan lupa waktu. Berikut petikan lirik dari lagunya.
Mengejar mimpi sampai tak punya rasa
Mengejar mimpi sampai lupa keluarga
Mengejar mimpi lupa dunia nyata
Mengejar mimpi tapi tidak bersama
Selanjutnya ada lagu “Secukupnya”, dengan intro synthesizer yang menghentak dan lirik tentang beragam kenyataan yang sering kita lalui. Kita semua pernah gagal, putus asa, patah hati, dan sedih, namun Hindia mengajak kita menari dengan semua itu. Lagu ini merupakan andalan saya dari album Menari Dengan Bayangan.
Tubuh yang berpatah hati bergantung pada gaji
Berlomba jadi asri mengais validasi
Berikutnya kita diajak tenggelam lewat dentuman lagu “Belum Tidur” yang berduet dengan Sal Priadi. Tidak lengkap jika tidak membahas percintaan yang telah kandas, di lagu “Apapun Yang Terjadi”.
Terus Terang, Jujur, dan Relate dengan Anak Muda
Nah ini yang dinanti-nanti, Hindia dan Rara Sekar sukses menghipnotis lewat lagu akustik “Membasuh”. Lirik analogi tentang rasa pamrih, rasanya seperti tertampar. Berikut lirik dari lagu Membasuh.
Bisakah kita tetap memberi
Walau tak suci?
Bisakah terus mengobati
Walau membiru?
Cukup besar ‘tuk mengampuni
‘Tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering
Bisakah kita tetap membasuh?
Lagu berikutnya ada “Rumah Ke Rumah”, dengan lirik yang jujur dan terus terang ini menceritakan perjalanan cinta Hindia bersama mantan-mantannya. Kemudian ada lagu “Mata Air” yang akan mengembalikan semangatmu. Berduet dengan Natasha Udu dan Kamga, mereka mengajak anak muda mencintai dirimu sendiri, semua pernah tersakiti dan menyakiti.
Hidup bukan untuk saling mendahului
Bayangan yang diciptakan oleh mentari
Ada karena matahari bermaksud terpuji
Untukmu cintai diri sendiri hari ini
Alum “Menari dengan Bayangan” ditutup lewat lagu “Evaluasi” menghentak dan penuh pesan akan anak muda yang menghadapi kegelisahan dan rasa depresi. Lagu andalan berikutnya dari album ini.
Oh iya di album ini Hindia mengajak orang-orang terdekat di “Wejangan Mama”, “Wejangan Anggra”, “Wejangan Caca”. Album “Menari dengan Bayangan” menampilkan musik alternatif yang loud ditambah lirik yang terus-terang, jujur, dan relate dengan anak muda.
Sudah dengar albumnya? Tulis di kolom komentar lagu favorit kamu.