Site icon Apabedanya.com

Review Film Fiksi (2008)

Apabedanya.com – Bulan Desember ini Netflix menghadirkan tiga film dari sutradara Mouly Surya. Salah satunya adalah film Fiksi yang dibintangi oleh Ladya Cheryl, Donny Alamsyah, dan Kinaryosih. Naskah film ini ditulis oleh Joko Anwar dan Mouly, seperti apa film yang dirilis pada tahun 2008 ini? Simak yuk review film Fiksi dari Apabedanya.com!

Sinopsis Film Fiksi

Film Fiksi menceritakan Alisha, wanita muda yang kesepian tinggal di rumah besarnya. Dia merasa bosan karena sang ayah mengurungnya dan merecoki kehidupannya hingga setiap berpergian harus bersama supir. Suatu hari ada pemuda yang membersihkan kolam renang, ia pun bertanya kepada asisten rumah tangganya bu Tuti. Nama pemuda tersebut adalah Bari, dan bekerja sementara di rumahnya.

Foto: Cinesurya

Bari sempat mengambil pajangan kelinci di rumah Alisha. Alisha pun memantau dia setiap hari hingga suatu hari tidak lagi muncul. Penasaran bukan main, Alisha mencari sosok Bari dengan bekal informasi dari bu Tuti. Mengelabuhi supirnya, Alisha pun berhasil membuntuti Bari hingga sampai ke tempat tinggalnya di sebuah rumah susun.

Dengan segala akalnya, dia berhasil kabur dari supir sambil membawa koper dan cello-nya. Alisah yang sengaja menyewa rumah susun di sebelah Bari. Di sana Bari tinggal bersama Renta, kekasihnya yang sedang berkuliah psikologi. Sementara Bari sedang mencoba menyelesaikan tulisannya namun buntu. Petualangan Alisha dimulai di lantai enam rumah susun tersebut.

REVIEW FILM FIKSI

Film ini mengajak kalian melihat petualangan Alisha, wanita yang penuh dengan rasa penasaran dan fantasi yang tersimpan di kepalanya. Karakter Alisha pelan-pelan menumpahkan isi kepalanya saat bertemu Bari dan menginjakkan kaki di rumah susun tersebut. Terobsesi dengan sosok Bari, dia memainkan cellonya dan berhasil masuk ke kehidupan Bari, Renta, dan beberapa penghuni rumah susun dengan nama samaran Mia.

Foto: Cinesurya

Yang menarik dari film Fiksi tentu pengenalan orang-orang di setiap lantai pada rumah susun. Setiap susun dihuni orang-orang yang tidak pernah AlishaMia temui. Mulai dari pasangan gay, yang diduga bapak dan anak, ibu tua yang memelihara banyak kucing dan jarang keluar, hingga pria paru baya yang bertahun-tahun enggan masuk ke kamarnya karena konflik batin dengan developer rumah susun.

Ditambah, Bari sedang menulis cerita tentang orang-orang yang tinggal di rumah susun namun bingung memberikan ending-nya. Dari sana lah, Alisha/Mia semakin terobsesi dengan Bari dan membantu memberikan “akhir” untuk ceritanya yang buntu. Tentu aksi-aksi Alisha/Mia ini tidak diketahui oleh Bari. Namun demi cintanya kepada Bari, dia rela melakukan apa saja. Ada kutipan dari Bari yang akan melekat di penonton “..di fiksi ada ending, di realita ya.. life goes on“.

Karakter Alisha/Mia ini diperankan apik oleh Ladya Cheryl, dengan wajah manis, polos, tidak ekspresif namun penuh rahasia di kepalanya. Sosok almarhum ibunya selalu mengunjunginya dan berkata “everything happens for a reason” ditambah trauma masa lalunya yang harus dia tanggung sendiri. Tak ada yang merangkul, Alisha tidak tahu harus menumpahkan atau menceritakan itu ke siapa. Yang dia tahu, dia menyayangi Bari.

Foto: Cinesurya

Selain Ladya, film Fiksi diramaikan oleh Donny Alamsyah pemeran Bari, dirinya berhasil menjadi penulis buntu yang menyambi kerja serabutan. Kemudian ada Kinaryosih yang berperan sebagai Renta, kekasih Bari. Di tahun 2006, Kinaryosih mencuri perhatian lewat film Mendadak Dangdut.

Tak begitu banyak dialog, musik dalam film ini pun berperan penting. Salah satu alunan cello yang dimainkan Alisha dan kotak musik yang selalu menemaninya di kamar. Kemudian pengambilan gambar di rumah susun pun perlu dipuji, jika Alice berfantasi di wonderland, Alisha berfantasi di rumah susun.

Ide cerita yang jenius menjadikan film Fiksi menjadi salah satu film psikologi thriller terbaik di Indonesia. Di tahun 2008, tak banyak yang menghadirkan film dengan genre ini. Dengan racikan naskah dari Joko Anwar dan penggarapan debut Mouly Surya, film ini berhasil menyabet empat piala Citra pada FFI tahun 2008.

Bagi yang penasaran dengan Film Fiksi ini, kalian bisa menyaksikannya di Netflix.

Baca juga:

REVIEW FILM: MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK

REVIEW FILM AVE MARYAM, CANTIK DAN HANYUT KARENA CINTA

Exit mobile version