Apabedanya.com – Berhasil berlenggak-lenggok di festival film, Ave Maryam akhirnya mendarat di bioskop Indonesia. Film drama garapan Robby Ertanto ini hadirkan cerita yang berbeda dari biasanya. Menghadirkan Maudy Koesnaidi, Chicco Jerikho, Joko Anwar, dan Tutie Kirana, mari kita review film Ave Maryam.
Sinopsis Film Ave Maryam
Ave Maryam berkisah tentang Suster Maryam (Maudy Koesnaidi) yang mengurusi suster-suster sepuh di asrama kesusteran kota Semarang. Ia tak sendiri merawat para suster, dibantu oleh Suster Mila (Olga Lydia) yang memimpin asrama tersebut.
Suatu hari, Romo Martin (Joko Anwar) datang ke asrama dan mengenalkan Suster Monic (Tutie Kirana) dan Romo Yosef (Chicco Jerikho). Keduanya akan menetap di kota Semarang, sebelumnya Suster Monic tinggal di sana dan kini ia kembali.
Romo Yosef hadir untuk membantu tim koor dan orkestra Gereja. Namun Romo Yosef melihat sosok Suster Maryam sebagai orang lain. Ia mencoba mendekati Suster Maryam, namun tidak direspon sama sekali. Sementara Suster Maryam kesulitan berkomunikasi dengan suster Monic.
Romo Yosef pun tak kenal menyerah hingga akhirnya mereka bertemu saat malam hari. Setiap pertemuan muncul cinta yang tak bisa dipungkiri. Suster Maryam pun merasa bersalah dan menyesal karena melewati batas dan bertentangan dengan pilihan hidupnya.
Di lain sisi Suster Maryam merasa kekosongan hatinya telah terisi oleh sosok Romo Yosef. Namun jalan mana yang ia pilih?
Ave Maryam, Pergulatan Batin Yang Menghanyutkan
Harus diakui tema diambil dalam film ini cukup berani karena membawa peran Biarawati dan Romo ke layar lebar. Cerita yang disajikan pun sederhana jadi tak sulit mencerna kisah Suster Maryam dan Romo Yosef.
Maudy Koesnaidi menjadi pemeran utama yaitu Suster Maryam. Maudy berhasil menampilkan sosok Suster Maryam yang rapuh, sedih dan penuh kegelisahan akan dosanya. Namun saat bersama Romo Yosef, dia menemukan kebahagiaan. Maudy tampil pas dan tidak berlebihan, bisa dibilang ini penampilan terbaik dia dalam berakting.
Kemudian salah satu yang mencuri perhatian yaitu suster Monic yang diperankan Tutie Kirana. Tak banyak dialog, namun matanya menceritakan segalanya. Momen yang terlupakan tentu saat dirinya menasihati Suster Maryam dengan berkata “jika surga belum pasti untukku, buat apa mengurusi nerakamu.
Chicco Jeriko sendiri sukses menjadi sosok romo tampan yang membuat jamaat Gereja terpesona. Beberapa adegan saat Romo Yosef mencoba mendekati Suster Maryam sukses memecah tawa. Pasalnya tingkahnya akan membuat kalian senyum-senyum sendiri. Misalnya saat Yosef mengajak Maryam dengan kalimat yang sangat puitis.
Ave Maryam tidak menghadirkan banyak dialog namun pesan tersampaikan hanya lewat kesunyian dan raut wajah dari para pemain.
Sinematografi dan Musik Kekuatan Film Ave Maryam
Sejak kemunculan trailernya, Ave Maryam sudah memiliki nilai lebih yaitu Sinematografi. Tone color yang konsisten dan sejuk akan memanjakan mata. Mengambil set tahun 90an, film ini berhasil menampilkan suasana kota Semarang yang menenangkan.
Belum lagi penggambilan gambar dan setiap adegan terasa menggemaskan, mulai arsitektur Gereja hingga asrama kesusteran dengan kesan vintage.Kemudian adegan yang memanjakan mata lainnya saat saat Suster Maryam membeli buku di sebrang Gereja Immanuel, saat mereka berjanji bertemu di depan restoran Spiegel hingga puncaknya saat mereka berdua pergi ke pantai dan melewati hutan dengan mobil jadul. Sungguh menawan.
Terakhir jangan lupakan musik dalam film Ave Maryam, setiap nada yang hadir seirama dengan adegan. Di trailer kita sudah terpukau dengan lagu Sacred Heart dari The Spouse, lagu ini benar-benar menjadi kekuatan film ini.
Ave Maryam merupakan sebuah pergolakan batin yang menghanyutkan. Pesan tersampaikan hanya dengan keheningan dan raut wajah. Penampilan Maudy Koesnaidi menggetarkan hati. Mata dan telinga benar-benar dimanjakan dengan sinematografi dan musik yang indah.
Ave Maryam tayang di bioskop 11 April 2019. Yuk dukung film Indonesia, saksikan film di bioskop sebelum turun layar.
#AveMaryam sebuah pergolakan batin yang menghanyutkan. Pesan tersampaikan hanya dengan keheningan dan raut wajah. Penampilan Maudy Koesnaidi menggetarkan hati. Mata dan telinga benar-benar dimanjakan dengan sinematografi dan musik yang indah. Film Indonesia terbaik tahun ini. ❤️ pic.twitter.com/s1pGK8cHVF
— yudichu (@yudichu) April 11, 2019