Site icon Apabedanya.com

Rekomendasi 10 Film Pendek Terbaik versi @Cinemuach Wajib Tonton

REKOMENDASI 10 FILM PENDEK TERBAIK VERSI @CINEMUACH WAJIB TONTON

Apabedanya.com – Kalau kamu moviegoers dan suka mantengin Twitter, pasti tau dong @cinemuach yang gemar berbagi rekomendasi film yang ia tonton. Mulai dari film yang tayang bioskop, layanan streaming hingga film-film independent. Nah kali ini, Apabedanya.com meminta kak Firda alias @cinemuach memberikan rekomendasi 10 film pendek terbaik versinya. Penasaran apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini!

10 FILM PENDEK terbaik versi CINEMUACH

DUA IKAN DAN SEPIRING NASI

Film yang menarik dan penting mengangkat perspektif tentang orientasi seksual, gender, dan relasi antar manusia dengan cara yang humanis. Film ini ngasih tau kalau cinta itu tentang menerima, merelakan, dan memaafkan. Ah, bagusss! Aku suka banget. Film arahan mas Bani Nasution ini November tahun lalu tayang di Jogja – NETPAC Asian Film Festival. Dan aku kemarin nontonnya di salah satu programnya Kinosaurus Virtual Cinema. Thank you, Kinosaurus, udah nayangin ini!

RUAH

Menyoroti banyak hal terkait isu agama, poligami, tradisi konservatif, korupsi, ketidaksetaraan gender dan juga pemelintiran makna ibadah itu sendiri. Bagus banget ini asli! Jadi Film Pendek Terbaik di FFI 2017. Kamu bisa nonton filmnya di bawah ini ya.

RONG

Film pendek horror yang terinspirasi dari film-filmnya Suzanna nih, mengangkat isu feminis dan kritik menyoal objektifikasi seksual oleh laki-laki. Dikaitkan juga dengan citra penari ronggeng yang memiliki citra negatif. INI BAGUSSS!

WE

Judulnya “WE”, diadaptasi dari lagu berjudul “WE” karya Juang Manyala bareng Cholil Mahmud & Gardika Gigih. Film yang dekat sama aku personal karena aku dan Papaku juga seperti di film ini. Ngga pernah punya obrolan yang deep tapi sama2 tahu rasa sayangnya tiada tara. Scene terakhir di film ini persis banget Papaku; tiap mau telfon aku pasti lewat Mama, nyuruh Mama yang ngomong. Ngga pernah bener-bener bonding, tapi Mama sering cerita kalau Papa selalu kepikiran aku, gimana keadaanku merantau sendirian di kota; aku sehat apa engga .

“Karena yang menenangkan dan meringankan beban untuk pergi adalah yang merelakan dengan senyum, mengantar dengan doa, dan menanti dengan ikhlas.” – @acotenri. Kamu bisa nonton film ini di atas.

PULANG TANPA ALAMAT

https://www.youtube.com/watch?v=NFQUhqWcxPQ

Satu lagi film pendek BAGUSSS! Cerita tentang gimana cara menguburkan bos preman yang meninggal saat melakukan perjalanan dengan anak buahnya. Ngga ada yang tau keluarga dan asalnya, tapi di tasnya ditemukan 4 KTP dengan 4 agama berbeda. Film ini bicara soal manusia, agama, dan kematian.

Diadaptasi dari cerpen dengan judul yang sama. Disutradarai dan ditulis oleh Riyanto Tan Ageraha, film ini mengajak manusia utk tidak melihat manusia lain dari identitas agama dan status sosialnya. Dialognya keren banget sih ini. Kamu bisa tonton filmnya di atas ya!

BALALEK

Satu film pendek yang baru aja memenangkan Gold Award di gelaran Viddsee Juree Awards tahun 2021. Mengangkat isu tentang kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan Barat, di mana masyarakat adat sering dikambinghitamkan menjadi pelakunya. Wah ini bagus sih. Diceritakan dari sudut pandang 2 korban, Ayah & anak. Si Ayah yang dituduh menjadi pelaku kebakaran hutan dan lahan, si anak yg tidak bisa berbuat apa-apa saat Ayahnya ditangkap karena dia seorang TNI. Dilema yang terjadi, Ayah harus patuh terhadap hukum adat dan si anak harus patuh pd hukum pemerintah.

Menariknya film ini diintegrasikan dalam bentuk visual layar terbagi (split screen). Di paruh kedua nanti diperlihatkan, bahwa meski mereka dalam satu rumah, tapi sebenarnya mereka berbeda ruang dan waktu. Warna Ayah cenderung kuning, dan warna di layar si anak cenderung lebih gelap. Makanya kenapa judul bahasa Inggrisnya adalah “One Place Different Space”. Oh iya, di akhir filmnya ditutup dengan hitam-putih yang mengartikan bahwa permasalahan terkait kebakaran hutan dan masyarakat adat yg selalu disalahkan ini belum ada kejelasannya sampai sekarang. Kamu bisa nonton filmnya di sini

NAMOO

Ini juga salah satu Oscar shortlist yang lagi-lagi aku harus bilang sayang sekali ga sampe ke nominasi, padahal kataku ini layak. Gambaran kehidupan dengan waktu yg terus berganti, semua terbungkus dalam durasi 12 menit yang indah tapi mengharukan. Ah, selalu lemah sama film menyoal kehidupan gini. Ditulis dan disutradari oleh Erick Oh (tahun lalu short dia yang judulnya OPERA masuk nominasi Oscar). Oh terinsipirasi bikin ini saat berduka pasca kepergian kakeknya. Karya yang personal dan bicara banyak makna.

Mengeksplorasi perjalanan waktu dengan pergantian musim, menangkap momen kehidupan seorang pelukis dari dia kecil hingga dewasa, menggunakan simbol pohon yang berevolusi. Namoo dalam bahas Korea artinya pohon. Pohon di sini katanya adalah simbol motivasi diri. Ngga ada dialog sepanjang film, tapi di sini 12 menit kamu akan menyaksikan seluruh peristiwa hidup mulai polosnya jadi anak-anak sampai ikut merasakan pahitnya hidup ketika jd dewasa. Aku nangis nonton ini.

Pohon di sini kayak analogi hidup. Kadang bentuknya hati saat kamu bertemu cintamu. Kadang ada lubang besar di tengah yang mungkin mewakili saat kamu ngerasa hampa. Kadang saat lagi banyak pikiran semuanya terasa berantakan. Wah ini asli mengaduk emosi. Kamu bisa nonton film ini di HBO Max ya.

50:50

Ini salah satu dokumenter pendek terbaik yg pernah aku tonton. Mengangkat isu marjinal tentang komunitas transpuan dari sudut pandang seorang transgender manula bernama Dona & kehidupannya di rumah singgah. INI BAGUS BANGET!

Dokumenter humanis yang membawa kita ke cerita sehari-sehari bagaimana kehidupan teman-teman komunitas transgender setelah lanjut usia dan bagaimana mereka bertahan hidup. Bagian ini, membuat aku ikut merasakan kesedihan dan sakit hatinya Mak Dona. Pernah dinominasikan di FFI 2019 di kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik dan menangin Silver Award di Viddsee Juree Awards Indonesia tahun 2020. Kamu bisa nonton filmnya di sini ya.

MATI DI IBU KOTA MAHAL

Film pendek yang satu ini bagus dan ngakak sih! Komedi satir membahas isu kematian yang dialami masyarakat kelompok ekonomi menengah ke bawah, yang mana biaya kematian setiap tahun pasti naik dan harganya semakin ngga masuk akal.

“Orang kayak kita ini, hak hidup ndak punya, hak mati juga ndak punya.” 6 menit penuh line yang jleb. Bikin mikir, “Lah iya ya, orang yang ngga punya duit gimana meninggalnya? Orang yang hidup sendirian, bayar sewa makamnya piye?” Hidup udah mahal, meninggal juga kudu bayar. Aku suka teknik pencahayaannya. Gokil. Kamu bisa nonton filmnya di sini.

ON THE ORIGIN OF FEAR

Seperti me-recreate sejarah kelam ttg peristiwa tragis yang pernah terjadi, yaitu tragedi G30S/PKI di thn 65. Pritt Timothy memerankan dua peran di sini, sebagai saksi dan sebagai eksekutor. Wah asli gilak merinding!

FOLLOW TWITTER @CINEMUACH

Mau dapat rekomendasi film bagus lainnya? Jangan lupa follow Twitter @cinemuach ya!

BACA JUGA:

MEMBEDAH FILM THE MEDIUM BARENG @DARKOUSHIZA, FILM HOROR THAILAND YANG BIKIN MERINDING

REKOMENDASI FILM BIOPIK DI NETFLIX YANG WAJIB NONTON

REKOMENDASI FILM KOMEDI ROMANTIS RATING TINGGI DI ROTTEN TOMATOES

Exit mobile version